Thursday, 31 March 2016

Syukur tak berbatas

Kemarin kami ngelayat orang tua temen yang meninggal karena sakit, padahal kurang dari seminggu yang lalu, mertuanya meninggal.

Sampe kantor, saya ngobrol dengan seorang temen cewek, beranak dua, suaminya baru dimutasi ke Jakarta. Dia keliatan galau, bercerita tentang rencana2nya selama akan menjalani LDR. I feel her. Saya yang mau ditinggal dinas 1 malem aja, galaunya bisa seminggu. Mikir gimana nanti repotnya harus urus dua anak sendirian, harus nyetir sendiri kekantor, ini-itu-ini-itu.

Kalo lagi mau ngeluh, saya harus selalu inget bahwa ada banyaaaak sekali hal2 yang sering luput untuk disyukuri. Dan bahwa ada banyaaaak sekali orang lain yang punya masalah yang jauh lebih berat daripada saya.

Berhentilah mengeluh, banyaklah bersyukur!!

Syukur tak berbatas

Kemarin kami ngelayat orang tua temen yang meninggal karena sakit, padahal kurang dari seminggu yang lalu, mertuanya meninggal.

Sampe kantor, saya ngobrol dengan seorang temen cewek, beranak dua, suaminya baru dimutasi ke Jakarta. Dia keliatan galau, bercerita tentang rencana2nya selama akan menjalani LDR. I feel her. Saya yang mau ditinggal dinas 1 malem aja, galaunya bisa seminggu. Mikir gimana nanti repotnya harus urus dua anak sendirian, harus nyetir sendiri kekantor, ini-itu-ini-itu.

Kalo lagi mau ngeluh, saya harus selalu inget bahwa ada banyaaaak sekali hal2 yang sering luput untuk disyukuri. Dan bahwa ada banyaaaak sekali orang lain yang punya masalah yang jauh lebih berat daripada saya.

Berhentilah mengeluh, banyaklah bersyukur!!

Bapakku bapakmu juga

Judulnya sudah kayak sinetron. :p

Pagi ini saya terharu. Ceritanya bermula dari kemaren waktu saya keluar naik motor sama suami. Beliau bilang mau mampir ke toko aksesoris motor untuk beli aki motor. Waktu saya tanya, beliau jawab itu untuk motor bapak (saya). Tapi kami ga jadi ke toko itu karena harus segera balik kantor.

Saya (yang ga ngerti apa2) kemudian mikir, rupanya aki yang jadi masalah motor bapak, karena belakangan beliau harus ngengkol untuk ngidupin motor.

Pagi tadi suami bilang ke bapak untuk ganti aki dengan selipan beberapa lembar uang.

Saya terharu. Bukan soal uang yang dikasih, karena saya pun sanggup memberi beliau. Tapi ini soal perhatian dan perasaan bahwa bapak saya adalah bapaknya juga. Perasaan yang sejujurnya belum  bisa saya tumbuhkan secara sempurna kepada mertua saya.

Yang seperti ini bukan sekali dua kali, yang seperti ini juga tidak bisa direkayasa. 3,5 tahun kami menikah, suami hampir selalu minta pendapat kepada orangtua saya ketika akan memutuskan sesuatu. Sehingga orangtua saya tidak pernah merasa 'kehilangan' putrinya dan juga tetap merasa dihargai sebagai orangtua. Meskipun pendapatnya tak selalu dituruti, orangtua saya sangat menghormati keputusan suami sebagai kepala keluarga saya.

Dan lagi2 saya bersyukur atas kehadirannya dalam hidup saya. Meskipun tidak pernah memberi bunga ataupun boneka, perhatiannya (kepada saya,anak2,dan orangtua) selalu membuat saya yakin romantisme itu bisa muncul dengan cara berbeda <3 :).