Wednesday, 18 December 2019

Umroh - Part 1, Persiapan

Akhir Oktober kemarin saya dan suami melakukan perjalanan dalam rangka ibadah umroh. Perjalanan ini sudah kami rencanakan jauh hari, alhamdulillah Alloh pilihkan waktu saat kondisi kami sudah benar2 siap. Siap dari segi finansial, waktu, terutama kondisi anak2 yang harus kami tinggalkan selama 9 hari.

Oiya, perjalanan ini adalah perjalanan pertama berdua (saja) sejak kami menikah. Kami ga sempat bulan madu karena keterbatasan cuti dan kerepotan kepindahan setelah menikah. Lalu merencanakan jalan2 di bulan berikutnya, tapi Alloh sudah menitipkan calon bayi rafs, dan kami memutuskan untuk ga jalan2 selama hamil. Setelahnya, bisa ditebak, kemanapun kami pergi, anak2 pasti ikut :D.

Persiapan keberangkatan ini ada banyak, saya coba sebutin part2 besarnya yaa..

Pertama, cari agen travel. Ini penting banget, karena semua diurus oleh mereka. Harus cari yang terpercaya, karena sudah terlalu banyak kasus soal agen umroh yang mangkir, dan berujung penipuan. Kami memilih Zafa Tour dan Travel. Tahun lalu, mertua juga berangkat dengan Zafa, dan testinya ga mengecewakan. Kami tau Zafa dari Ustadz Musliman. Beliau adalah ustadz yang menjadi perantara saat kami ta'aruf dulu, kami mengenal beliau dengan sangat baik, jadi insyaAlloh bisa dipercaya. Salah satu kelebihan Zafa adalah penerbangan langsung Palembang-Medina. Pertimbangan utama kami adalah efisiensi. Selain soal cuti yang terbatas, kami juga berat meninggalkan anak2 terlalu lama.

Sama kayak tour dan travel lain, banyak paket yang ditawarin Zafa. Ada paket hemat, biasanya ini transit via Kuala Lumpur atau Singapura. Ada juga yang transit Turki. Untuk paket2 tersebut, sudah pasti menambah panjang waktu perjalanan. Kami mengambil paket reguler 9 hari, dengan biaya Rp 23 juta, trus ambil tambahan Rp 2,5 juta per orang untuk bisa sekamar berdua. Jadi total Rp 25,5 juta, dikurang Rp 350 ribu, karena kami sudah punya paspor (semua paket di Zafa sudah termasuk biaya pembuatan paspor, jadi harga paket akan dikurangi kalo kita sudah punya paspor).

ini bagian belakang name tag jamaah, semua data ada disana
Persiapan kedua adalah pembuatan paspor. Bagi yang sudah punya, bagian ini bisa di-skip. Bagi yang belom punya, Zafa memfasilitasi pembuatan paspor ini. Oiya kelewat, salah satu keunggulan Zafa juga, setiap minggu Zafa memberangkatkan ratusan orang untuk umroh, bahkan dalam sebulan, pasti ada satu atau dua pemberangkatan yang sepesawat khusus jamaah Zafa semua. Jadi keteteran? Nggak juga sih, setiap 50 orang ada 1 pembimbing dari Palembang dan 1 pembimbing dari Arab.

Persiapan ketiga adalan vaksin meningitis alias kartu kuning. Ini jadi salah satu syarat untuk kita berangkat ke luar negeri, untuk pencegahan penyakit meningitis yang memang mematikan. Vaksin ini berlaku 2 tahun, dan harus disuntikkan paling lambat 2 minggu sebelum keberangkatan. Kalo di Palembang, layanan vaksin ini bisa didapet di Kantor Kesehatan Pelabuhan Tanjung Siapi-Api. Kami termasuk yang beruntung, karena baru2 ini sistem disana direformasi. Jadi sistem pelayanannya sudah online semua, cepet dan ga pake antri2.

Caranya, kita daftar via website KKP, pilih waktu sesuai dengan yang kita inginkan. Setelah itu, tinggal dateng ke KKP dengan membawa syarat2 sesuai yang tertera di website. Sampe sana kita registrasi ke loket dan langsung bayar. Mereka ga menerima pembayaran tunai, jadi harus pake m-banking atau mesin edc mereka (cuma ada BNI). Untuk yang ga punya, mereka akan suruh kita bayar di kantor pos terdekat, yang mana jaraknya lumayan jauh. Setelah selesai registrasi, untuk perempuan dengan usia produktif akan disuruh tes kehamilan. Setelah itu, langsung disuntik, dapet kartu kuning, dan selesai. Kalo ditotal, waktu yang diperlukan untuk menjalani semua rangkaian cuma sekitar 30 menit. Biayanya adalah Rp 305 ribu untuk umum, ada tambahan 25 ribu untuk wanita usia produktif.

Persiapan keempat adalah manasik. Sebenernya ini ga wajib. Manasik umroh bisa kita peroleh dari internet atau buku2. Zafa ngadain manasik 2 minggu sebelum keberangkatan. Selain tentang semua tata caranya, saat acara itu juga ada pembagian kelompok dan briefing singkat soal keberangkatan.

Persiapan kelima adalah ke dokter kandungan. Ini khusus untuk perempuan dengan usia produktif, yaitu untuk minta obat penunda haid. Sebenernya kalo yang siklusnya tepat dan jadwal keberangkatan bukan di jadwal haid, tanpa obat ini juga aman2 aja. Kalo saya, siklusnya 25-28 hari. Pas dihitung2, tanggal keberangkatan ini malah di tanggal saya harusnya haid, makanya saya harus minum obat penunda haid. Dokter kandungan yang saya temui ngasih saya obat yang lumayan banyak. Jadi menurut beliau, karena pas di tanggal haid, saya sudah harus minum 2 minggu sebelumnya untuk menekan hormon. Obatnya 2 kali sehari. Saya teratur banget minumnya, sampe bikin alarm. Berhasilkah? Nanti kita bahas di part selanjutnya yaa :D.

Persiapan keenam adalah beli paket untuk HP. Kami beli paket untuk 1 nomor HP aja, suami kekeuh pengen nyobain beli kartu disana. Kami beli paket dari XL, yang bisa untuk internet, telepon, dan sms. Harganya sekitar 300ribu, beli lewat Traveloka ada diskon. Persiapan ini juga opsi yaa, soalnya di hotel2 tempat kami nginep, wifinya kenceng kok. Kalo lagi di mesjid, ya ga buka hape juga kan. Biasanya perlu kalo kami mau saling menghubungi, misal setelah solat, suami terlambat ke tempat janjian karena harus ke kamar mandi, dll. Suami beli kartu disana, harganya 30 riyal, atau sekitar Rp 120 ribu.

Okedeh, cukup dulu tentang persiapan keberangkatan. Persiapan2 diatas semua yang melibatkan pihak lain yaa.. Kalo yang untuk diri sendiri dan keluarga yang ditinggal sesuai kondisi masing2 aja. Yang utama, memperbanyak ibadah dan berdoa tentu, supaya semua diberi kekuatan dan kemudahan.

Semoga part berikutnya ga lama2 banget dipost >_< . Aamiin.

tempat yang selalu dirindukan