Sunday, 27 April 2014

Ulang Tahun

Buat saya, April adalah bulan ulang tahun. Soalnya di bulan April, saya merayakan ulang tahun mama, bapak, dan saya sendiri :). Dari dulu, mama dan bapak ga pernah merayakan ultah kami secara besar2an, tapi juga ga pernah lupa untuk sekedar ngucapin dan atau tiup lilin.
 
dua kado dari yang tersayang bersama yang tersayang
Sejak menikah, ini ulang tahun kedua saya bareng kakak. Kakak pernah bilang bahwa dia ga terbiasa untuk merayakan ultah, jadi memang ga ada perayaan istimewa dari kakak untuk saya. Kakak cuma ngucapin selamat ulang tahun, cium pipi kiri-kanan. But, it's ok. Having him in my birthday is great.

Setiap tahun pasti berbeda.
Tahun ini saya punya Rafsanjani, kado terindah yang selalu saya syukuri. Raf ga ngerti kalo hari itu saya ulang tahun, jadi dia cuek aja. Yaiyalaaaah. ^^

Tahun ini, 22 April, bertepatan dengan yudisium kakak. Jadi, gelar Sarjana Ekonomi kakak adalah kado pertama kakak buat saya. Kado kedua masih ditunda sampe awal bulan depan :p.

Mama ngasih kado gamis brokat untuk saya pake di acara yudisium kakak, warna fushia, senada dengan kemeja kakak.

 
Dikantor, Subbagian Umum merayakan ultah saya dengan ngasih kue ultah, sehari setelahnya. Saya terharu dan bahagia, masih hitungan hari bergabung, tapi mbak2 dan kakak2 disini sudah merasa saya menjadi bagian dari mereka.

 
kue dari rekan2 kantor



Selain semua hadiah yang saya dapet, tentu saja rasa terima kasih tak putus saya panjatkan kepada Alloh SWT., yang tak pernah henti memberikan saya rejeki, yang tak pernah putus menghujani saya dengan rasa cinta, yang tetap mengabulkan doa-doa saya meski saya sering lalai dan lupa. Tiada yang terindah selain kesempatan untuk hidup sehat, beriman dan ber-Islam. Semuanya adalah karuniaNya yang begitu besar.


Bagi sebagian orang, ulang tahun adalah momen berkurangnya usia di muka bumi ini. Saya sadar betul soal ini. Tapi, ulang tahun juga menjadi momen bagi saya untuk bersyukur atas semua hal yang sudah saya miliki.Di 26 tahun usia saya, saya begitu bersyukur telah memiliki suami-anak-keluarga yang menyayangi saya, pekerjaan yang mapan, pendidikan yang tinggi, aset yang layak, dan juga lingkungan sekitar yang menyenangkan. Masih banyak yang harus dan ingin saya lakukan. Semoga Alloh memberikan kemudahan dan kelancaran bagi saya dalam mewujudkan semua mimpi dan cita. 

Dan saya selalu mengingatkan diri bahwa tujuan saya hidup adalah kebahagiaan untuk kehidupan setelah kematian, yang kekal dan abadi. Tentu saja bersama orang2 yang saya sayangi.

Tuesday, 22 April 2014

sambutan yudisium kakak



Akhirnya kakak selesai juga kuliahnya. Seneng banget, apalagi kalo inget gimana saya harus merelakan ditinggal sendirian setiap malam saat hamil, juga merelakan waktu yang harusnya dipake untuk sekedar ngobrol atau bercanda-ria. Selain itu, kakak juga harus mengurangi waktu istirahatnya demi kuliahnya ini. Banyak pengorbanan kami, dan lega banget setelah semuanya selesai. Alhamdulillah.

Beberapa waktu yang lalu, suami diminta oleh Dekan-nya untuk menyampaikan sambutan mewakili alumni pada saat acara yudisium. Kakak diminta menyampaikan sambutan karena IPK-nya mendapat predikat cum laude dan juga karena kakak terkenal suka 'ngomong' kalo di kelas. 

Sebagai manajer, kakak langsung minta saya buatin konsep sambutannya ;). Pada saat memberikan sambutan, peserta yudisium rame banget tepuk tangan dan ketawa2, semuanya antusias memperhatikan. Setelah selesai menyampaikan sambutan, kakak juga disalami oleh Rektor, Dekan, dan anggota senat Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti. I'm proud of him. :)

foto bersama peserta yudisium (kakak nomor 3 dari kiri paling atas)

Dan inilah konsep akhir sambutan kakak pada saat Yudisium Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti, 22 April 2014.

Assalamu’alaikum wr.wb.
Yth. Bapak-bapak Pembina, Pengawas dan Pengurus YPNT Palembang
Yth. Bapak Rektor Universitas Tridinanti Palembang
Yth. Bapak/ibu Pembantu Rektor Universitas Tridinanti Palembang
Yth. Direktur Pascasarjana MM-UTP/ Guru Besar Fakultas Ekonomi UTP
Yth. Asisten Direktur Pascasarjana MM-UTP/ Guru Besar Fakultas Ekonomi UTP
Yth. Bapak-Ibu Dosen dan seluruh civitas akademika Universitas Tridinanti Palembang
Yth. Bapak dan ibu orang tua/wali peserta yudisium yang sedang berbahagia Serta rekan-rekan alumni yang berbahagia

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karuniaNYA, sehingga hari ini kita bisa berkumpul bersama-sama dalam acara Yudisium Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang.

Saya mewakili rekan-rekan alumni, ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak-Ibu dosen dan seluruh pegawai di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti, yang telah memberikan bimbingan, pelajaran, dukungan, dan juga bantuan-bantuan lain, berupa tenaga, waktu, dan mungkin juga materi, sehingga hari ini kami dapat menyelesaikan pendidikan kami dan dengan bangga menyandang gelar Sarjana Ekonomi.

Kami juga minta maaf, apabila dalam keseharian kami di kampus ini, pernah melakukan hal-hal yang kurang berkenan atau malah menjengkelkan bagi Bapak-Ibu sekalian. Misalnya, datang terlambat, tidak membuat tugas, atau malah sering tidak masuk kuliah. Semoga Bapak-Ibu dapat mengikhlaskan segala kesalahan yang kami perbuat, baik sengaja maupun tidak disengaja.

Selain itu, kami tentu menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga kami yang tak pernah henti mendukung kami menyelesaikan studi ini : pengertian atas waktu bercengkerama yang berkurang, uang yang tidak sedikit, dan nasihat serta kalimat-kalimat motivasi saat proposal skripsi ditolak oleh dosen penguji. Untuk semua dukungan itu, kami persembahkan gelar sarjana ini kepada keluarga kami tercinta.

Selanjutnya saya ingin flash back ke belakang, kenapa kami dulu memilih kuliah di Universitas Tridinanti. Alasan yang pertama tentu karena Universitas Tridinanti sudah banyak melahirkan sarajana-sarjana yang sudah bekerja di berbagai instansi seluruh indonesia. Alasan yang kedua yaitu karena nama tridinanti itu sendiri. Kalau kita bagi maka kata tridinanti itu terdiri dari kata tri dan dinanti artinya ada tiga yang dinanti. Penantian yang pertama adalah gelar sarjana, dan alhamdulillah gelar sarjana itu sudah kita dapatkan pagi hari ini. Penantian yang kedua adalah pekerjaan, dan alhamdulillah hampir semua dari kita sudah bekerja. Penantian yang ketiga dan penantian yang paling lama adalah jodoh. Khusus untuk saya, saya sudah mendapatkan jodoh ketika kuliah di Tridinanti ini.

Sebagai bentuk kecintaan kami kepada universitas tridinanti, ijinkan kami menyampaikan saran yang semoga dapat membawa perbaikan bagi kampus ini. Saran kami adalah adanya reformasi sistem administrasi yang teritegrasi dan computerized sehingga memudahkan kami melihat nilai atau pengumuman dan tidak harus kekampus. Namun kami yakin harapan itu akan segera tercapai karena semua sudah dimulai dengan adanya gedung baru disamping kita ini.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, namun sebelum mengakhiri sambutan ini izinkan saya menyampaikan pantun.

Jalan-jalan ke pulau Bangka
Jangan lupa membeli lada
Sekarang kita sudah Sarajana
Jangan lupa bahagiakan orangtua

4 tahun jadi mahasiswa
Banyak uang dihabiskan buat biaya
Senang rasanya jadi Sarjana
Bisa melamar kerja juga melamar si dia

Kalau ada sumur di ladang,
boleh kita menumpang mandi,
kalau sukses di masa mendatang,
jangan lupa bertandang ke Tridinanti

pantun terakhir sebagai pantun pamungkas sekaligus mengakhiri sambutan kami

kalau pedang melukai tubuh
masih ada harapan untuk sembuh
kalau lidah melukai hati
kemana obat hendak dicari

untuk itu jika ada perkataan kami yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang setulus tulusnya

Assalamu’alaikum wr.wb.

Monday, 7 April 2014

Cinta untuk Sang Pangeran



Rafsanjani, putra pertama kami, yang Dia titipkan dalam rahim saya hanya dalam hitungan hari sejak kami menikah, dan lahir dalam usia 37 minggu, saat usia pernikahan kami bahkan belum genap 9 bulan. Saat pasangan lain menikmati bulan madu ke tempat-tempat wisata di bulan-bulan pertama pernikahan, saya sudah berjuang melawan rasa mual. Saat-saat yang melelahkan, tapi sangat membahagiakan.

Saya mencintainya, bahkan sebelum bertemu dengannya. Rasa cinta yang memaksa saya untuk makan lebih banyak dan bergizi, istirahat lebih lama, serta menjaga diri lebih hati-hati ketika hamil. Dan saat dokter mengatakan Rafsanjani sudah harus dilahirkan, saya langsung setuju dengan segala tindakan dokter terhadap saya. Yang saya pikirkan saat itu hanyalah Rafsanjani lahir dengan selamat.

waktu masih merah dan imut-imut^^

Saya mencintainya, dengan cara yang mungkin berbeda dari orang tua lain. Saya meyakinkan diri memberi ASI Eksklusif sebagai uang muka dalam berinvestasi untuk kesehatan fisik dan mentalnya. Dengan jam kerja 07.30-17.00, saya memaksa untuk tidak menyerah memberikan yang terbaik untuk Rafsanjani, salah satunya dengan ASI Eksklusif. Saya juga harus pasang muka tebal saat keluarga, tetangga, atau teman underestimate terhadap kemampuan saya memberikan ASI Eksklusif. Namun, melihat perkembangannya sampai sekarang, rasanya semua terbayar lunas.

Saya mencintainya, dengan sepenuh hati dan segenap jiwa. Saat melihat mata cokelatnya menari lincah dan bibirnya tersenyum, saya selalu bertekad untuk mempertahankan senyum itu diwajahnya. Rafsanjani harus memiliki tempat tinggal dan pakaian yang layak, pendidikan yang tinggi, makanan yang bergizi, dan fasilitas yang memadai. Saya akan bekerja keras agar semua itu terwujud.

Saya mencintainya, menyebut namanya dalam setiap doa, mengingat wajahnya dalam setiap aktivitas, membayangkan tingkahnya dalam setiap helaan nafas. Saya berjanji akan mendidiknya dengan baik, membimbingnya untuk selalu dekat dengan Sang Pencipta, dan mengajarinya nilai-nilai kebaikan. Pinta saya kepadaNYA supaya Rafsanjani selalu dilindungi dan kelak akan menjadi rahmat bagi semesta alam. Diatas itu semua, cita-cita utama saya adalah bisa berkumpul dengannya di surga yang maha indah.

semoga jadi pemuda yang akrab dengan masjid

Saya menghentikan hobi jalan-jalan keluar kota yang dulu setahun bisa lima kali saya lakukan. Saya mengajukan drop out dari kampus idaman saya, dan pindah ke kampus lain yang lebih fleksibel waktu belajarnya. Saya tidur lebih akhir dan bangun lebih pagi, padahal kurang tidur adalah pantangan utama dari dokter buat saya. Semua ‘pengorbanan’ itu tidak ada apa-apa jika dibandingkan dengan Rafsanjani yang tumbuh sehat dan pintar sampai saat ini. Itulah cinta yang saya punya untuk Rafsanjani. Cinta seorang ibu, yang banyak diabadikan orang melalui lagu. Cinta yang tak terdefinisikan, namun bisa memaksa saya untuk melakukan hal yang dulu terlihat mustahil, bahkan hanya untuk dibayangkan. Cinta yang sesungguhnya, ingin selalu memberi tanpa pernah berharap balasan dari yang dicintai.



Note : Blogpost ini adalah pesan cinta untuk putra saya, Rafsanjani, yang saya tulis untuk mengikuti lomba di www.cintakeluarga.org  @ailaindonesia . Meskipun ga menang, cinta saya untuk Rafsanjani jauuuh lebih dalam daripada tulisan ini :). 

Friday, 4 April 2014

kantor ini

Jumat 28 Maret lalu,di saat suami dinas keluar kota, kami nginep dirumah mama. Abis magrib, dapet kabar keluarnya SK mutasi. Deg2an, karena kami tau bahwa suami diusulkan pindah kantor sebab suami-istri ga boleh sekantor dan kami sadar sesadar2nya betapa luas wilayah kerja Direktorat Jenderal Pajak ini, jadi harus siap ditempatkan dimana saja. Ga lama, dapet kabar kalo suami mutasi ke KPP Madya Palembang, yang lokasi kantornya dekeeet banget sama rumah mama. Alhamdulillah.

Masih sibuk baca2 chat dari temen kantor, ada yg ngasihtau lagi kalo saya juga kena mutasi ke KPP Pratama Palembang Ilir Barat. Langsung buru2 download SK-nya, dan nama saya memang ada disitu. KPP Pratama Palembang Ilir barat berada satu gedung dengan KPP Madya Palembang. Alhamdulillah, Allohu akbar.

Terlalu pas untuk sebuah kebetulan. Rafsanjani sudah berhasil ASI Eksklusifnya, suami selesai kuliah dan tinggal nunggu diwisuda, letak kantor yang deket banget sama rumah mama (tempat raf dititip setiap hari), dan pindahnya bareng suami pula. Speechless malem itu, sampe ga bisa tidur saking bahagianya.
 


Saya senang, tentu saja. Saya berkantor di KPP Pratama Kayu Agung sejak 18 Agustus 2009, jadi total 4 tahun 7 bulan lebih sekian belas hari. Bapak-Ibu-temen2 sudah mutasi sana-sini, saya masih tetep aja disitu :D. Bosen, jenuh, kesel dengan beberapa orang, sebel dengan beberapa sistem, dan pegel dengan ampera yang suka macet gila2an. Kepindahan ini semacam mencet tombol 'refresh' untuk diri saya secara keseluruhan.


pose sama temen2 kantor



Tapi, bohong besar kalo saya bilang sedih menjalani hari2 di KPP Pratama Kayu Agung. Kantor ini punya banyak kenangan buat saya. Bagaimanapun, kantor inilah yang 'mematangkan' saya. Ketika keluar dari kampus yang serba ideal, kantor ini seperti memberi pelajaran kepada saya bagaimana kehidupan yang sesungguhnya. 
Pelan-pelan, sama sekali tidak pernah dipaksa dan diburu2.
Saya bertemu banyak orang dengan berbagai karakter: baik, licik, ambisius, besar omong, serakah ataupun yang lurus2 aja. Saya belajar untuk berkomunikasi dengan bermacam2 manusia dengan cara yang berbeda pula. Dan saya belajar menempatkan diri pada suatu situasi atau sistem, meskipun tidak sesuai dengan saya. 

Dikantor ini saya bertemu dengan suami saya. Meski tanpa pacaran ataupun pendekatan yang lama, kami menikah, dengan dukungan penuh temen2 sekantor :D. Malahan waktu bagi undangan (ga ada yang tau kami sedang proses ta'aruf), ada yang ngirim pesan, "saya terharu mendapat undangan dari riya dan gandi. Barokalloh." Saya masih inget banget, saat akad nikah dan resepsi pernikahan kami, hampir semua temen kantor dateng, malahan ada yang hadir di dua acara itu meskipun diadakan di hari yang berbeda. 

Dikantor ini saya mendapat dukungan memberikan ASI ekslusif untuk raf, secara langsung ataupun ga langsung. Atasan yang punya toleransi tinggi, rekan kerja yang ga rese', suasana kerja yang nyaman. Faktor2 itu yang bikin hormon oksitosin lancar diproduksi.


Belakangan ini, kondisi kantor bikin nyaman banget. Beban pekerjaan yang ga begitu tinggi, temen2 gaul yang asik2, dan suami yang siap anter-jemput. Almost perfect.

ahh..terlalu banyak kalo mau ditulis semua. Yang jelas, saya bahagia dan bersyukur banget pernah berkantor disini, trus tambah bahagia dan bersyukur lagi dengan kepindahan saya plus suami. ^^

Semuanya Alloh yang atur, jadi pasti tidak akan salah.

Kantor ini punya banyak cerita, yang tidak akan terlupa, yang kelak akan menjadi hikmah, dan saya bahagia pernah menjadi salah satu bagiannya.


jadi pegawai terbaik bareng (calon) suami