September ceRIYA. Postingan ini berhubungan dengan tanggal 1 September, tanggal dimana saya dilamar oleh lelaki yang jadi suami saya sekarang. Uhuyyy..
Sebenernya ini bukan 'khitbah' yang sesungguhnya. Karena menurut saya, khitbah itu adalah ketika seorang lelaki meminta kepada sang ayah perempuan untuk dinikahkan dengan anaknya, dan proses ini sudah terjadi pada saya beberapa hari sebelumnya. Lamaran yang saya maksud ini adalah pertemuan dua keluarga besar untuk memutuskan segala hal mengenai pernikahan.
Jadi ceritanya, setelah ta'aruf tatap muka dan kakak (suami) mengkhitbah saya lewat Bapak, kakak janji untuk membawa keluarga besarnya menemui keluarga besar saya. Begitu tau keluarga kakak mau dateng, mama saya langsung nelepon semua saudara kandungnya. Ini cuma dalam hitungan hari sebelum hari lamaran itu. Kagetlah uwak2, om, dan tante saya, karena ga pernah ada pembicaraan mengenai 'dinda punya pacar'. Fyi, dinda adalah panggilan keluarga untuk saya. Imut kan?? :D
Pas hari H, 1 September 2012, keluarga besar saya sudah kumpul dirumah sebelum maghrib. Setelah solat magrib bersama, saya pun siap-siap, ganti baju dan dandan pula. Biasanya, calon mempelai wanita akan duduk di bagian dalam rumah dan nanti dipanggil keluar untuk diperkenalkan dengan keluarga besar calon mempelai laki2.
Sampailah keluarga besar kakak dirumah kami, cuma 10 orang sih, dan dari keluarga inti beliau cuma ada orang tuanya aja, karena saudara2 kakak ga ada yang tinggal di Palembang. Kehebohan dimulai dengan tante2 dan sepupu2 saya yang ngumpul di bagian dalem rumah, ngintip dan menebak2 yang mana calon suami saya. Sempet salah tebak karena ada satu orang lelaki muda -selain kakak- di rombongan yang dateng. Saya ditanyain, "yang mana orangnya? pake baju warna apa?". Lah mana saya tau, kan ga liat dan ga bilang untuk janjian apapun sebelumnya. ^^
Setelah pembicaraan mengenai tanggal dan lain-lain selesai, acara ditutup dengan doa dan makan malem. Saya??? Sama sekali ga disuruh keluar. Padahal udah dandan bok, walopun ga heboh2 amat sih.
Selesai acara, keluarga kakak pamit pulang. Barulah, ada tante yang berinisiatif manggil saya keluar untuk salaman sama ibu-ibu keluarga kakak. Lumayan deh, ga rugi2 amat dandannya. :p
Keputusannya, kami akan menikah 20 hari lagi.
ini poto seminggu abis nikah. Masih malu-malu. |
Oiya, mungkin ada yang penasaran, gimana cara kakak melamar saya. Ga ada kata-kata "will you marry me?" sambil pegang cincin atau "maukah kau menjadi ibu dari anak2ku kelak?". BIG NO.
Kakak langsung meminta guru ngajinya memproses ta'aruf kami, tanpa ada pembicaraan sedikitpun dengan saya secara langsung. Kakak hanya mengirimkan pesan via BBM dua malam sebelum ta'aruf tatap muka (sekitar 8 hari sebelum acara lamaran ini).
Isinya kira2 begini : "Kalo memang kita berjodoh, pernikahan akan dilangsungkan sebelum tanggal 1 Oktober". Sudah, begitu saja. Kok saya mau ya?? Hahaha.
No comments:
Post a Comment