Friday, 13 September 2013

Syukur tak berbatas

Ngobrol dengan banyak orang ada hal positifnya juga yang bisa diambil. Salah satunya adalah bersyukur dengan apa yang kita miliki sekarang. Baru masuk kerja 3 hari setelah cuti bersalin 2 bulan lebih, ngobrol2 sm orang2, membandingkan dengan keadaan kami. Subhanalloh, begitu nikmat yang Alloh beri banyak sekali kepada kami.

Sekota bahkan sekantor dengan suami. Nikmat ini keliatan sepele, tapi efeknya luar biasa. Walopun orang bilang, LDR itu menguji cinta, mengumpulkan rindu, atau apalah lagi, buat saya LDR tetap LDR : berjauhan dengan suami. Dari dulu saya selalu berusaha mandiri, tapi sejak menikah, rasanya ga enak banget kalo harus jauh dengan suami. Meski kami ga terus2an menghabiskan waktu bersama, meski suami juga ga banyak membantu kerjaan rumah atau ngurus anak, suami ada di depan mata tuh sudah bikin tenang. Seorang teman yang juga baru habis melahirkan cerita, "pas ditinggal suami abis lahiran, seminggu aku nangis terus". Bukan karena dia wanita lemah, bukan sama sekali. Aku tau bahwa dia wanita tangguh, mandiri, LDR sejak menikah, kemana2 bisa sendiri. Tapi dukungan suami dengan 'hanya' berada disamping kita itu adalah kekuatan tersendiri yang tidak dapat terganti dengan telepon, BBM, SMS, atau yang lainnya.

Punya keluarga yang mau direpotkan. Mama dan Bapak yang selalu menanyakan kabar, khawatir ketika kami tinggal hanya bertiga, yang selalu merelakan aktivitas yang lain demi membantu kami. Adek dan ayuk yang juga merelakan waktu dan tenaganya untuk membantu kami kapanpun kami perlu : nganter ke dokter, dititipin ini-itu, macem2 deh. Keluarga mertua yang sibuk nyariin asisten, bawain macem2 kalo ke Palembang, dll. Ada temen yang kebingungan waktu pengasuh anaknya ga ada, orangtua dan mertua ga di kota yang sama, sementara sudah harus masuk kerja. Akhirnya dapet pengasuh yang 'jahat' sama anaknya. MasyaAlloh.

Punya rumah, punya mobil, punya kerjaan bagus. Meskipun kredit, rumah dan mobil sudah atas nama kami sendiri. Meskipun awalnya (masih sampe sekarang sih), penghasilan harus dipotong lebih dari separuh untuk nyicil, alhamdulillah sudah dimulai dan sudah bisa dinikmati. Sementara banyak temen yang bisa belanja banyak ini-itu, tapi belom punya apa2. Semua orang punya prioritas masing2 :). Juga ketika ngeliat org2 yang kerjaannya masih serabutan atau sudah tetap tapi dengan penghasilan minim, dan kami sudah memiliki pekerjaan tetap dengan penghasilan lebih dari cukup.

Punya suami dan anak sehat dan baik. Ini nikmat yang luar biasa. Ketika banyak orang masih menanti jodohnya di usia yang tidak muda, aku dipertemukan dengan suami, berproses singkat sekali hingga ke hari terjadinya akad nikah. Lalu diamanahi kehamilan hanya dalam hitungan hari setelah menikah, sementara banyak orang yang harus bersabar bertahun2, mengeluarkan uang yang tidak sedikit demi menjadi orang tua.
 


Nikmat2 diatas hanya sedikiiit dari sekian banyak nikmat yang Alloh kasih, yang jika seluruh air di dunia ini menjadi tinta, tetap tak akan cukup untuk menuliskannya satu per satu. Alhamdulillah wa syukurillah.
Setiap ingin mengeluh, setiap iri dengan nikmat yang dimiliki orang lain, lihatlah ke bawah, ada banyak orang yang tak diamanahi dan iri dengan nikmat yang kita miliki.

Teringat ayat suci yang sering dilantunkan seorang temen kos ketika kami solat berjamaah dulu:
"Fabiayyi alaa'i robbikuma tukadzdzi ban".

2 comments:

  1. Riyaaa..... kita follow-followan blog yuks. lamo tak jumpo.....di foto keliatannya Riy kurusan ^^

    ReplyDelete
  2. Mauu..gmn rat caranya? Hehe. Aku newbie di blogspot.
    Btw,abis lahiran emg aku kurus lg..huhu.

    ReplyDelete