Wednesday, 22 January 2014

my 2013

Sudah 3 minggu lebih bulan Januari, tapi ngomongin evaluasi dan resolusi tetep relevan kok :). Banyak kejadian besar di tahun 2013 ini yang saya alami.

Di pekerjaan, 11 Februari 2013, saya pindah ke seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal, ninggalin Subbagian Umum yg sudah saya 'geluti' sejak magang dan pertama kali penempatan. Keputusan para pimpinan yang sangat saya syukuri sampai detik ini. Beban pekerjaan yang jauh lebih sedikit, atasan yang baik dan pengertian, posisi tempat duduk yang nyaman, rekan kerja yang menyenangkan. Perfect.

Di keluarga, yang paling terasa adalah kehadiran Rafsanjani, 11 Juni 2013, putra pertama kami yang lucu, soleh (insyaAlloh), dan pinter. Rumah jadi rame. Konsentrasi saya beralih ke Raf. Betul-betul anugerah luar biasa dari Alloh. Saya belajar dan berubah banyak demi Rafsanjani. Ga bosen ngeliat dan dokumentasiin perkembangan Rafsanjani dari hari ke hari. Pipinya yang tembem, perutnya yang gendut, senyumnya yang manis, semua luar biasa buat saya. Alhamdulillah sudah berhasil ASI Eksklusifnya.

Di kesehatan, 17 Desember 2013, saya harus menjalani operasi pembedahan telinga akhir tahun ini. Cholesteatome, nama penyakitnya. Ternyata masalah di telinga saya selama ini adalah itu, dan ternyataa lagi..........penyakit ini berproses selama minimal 10 tahun baru sampe ke tahap yang saya alami. Saya belajar bahwa menyepelekan hal kecil bisa membawa masalah besar. Gugup saat operasi akan dilakukan. Saya takut mati, takut syaraf2 yang ada terganggu, takut penyakit ini sudah menyebar. Ditambah lagi, salah satu asisten dokternya bilang, saya ga bisa menyusui lagi karena kandungan obat mungkin masih akan mengendap dalam darah saya pasca operasi. Saya sempet pengen batalin operasi ini, tapi akhirnya tetep jadi setelah diyakinkan oleh suami, orangtua, dan saudara. Alhamdulillah, semua ketakutan saya ga terbukti. Operasi berjalan lancar, proses penyembuhan lukanya juga cepet (kata dokternya), dan Rafsanjani ga perlu disapih, cuma ngakalin waktu pumpingnya aja kalo abis disuntik antibiotik.

Di perbaikan diri, saya bergabung dengan salah satu grup whatsapp One Day One Juz (odoj), yang membuat saya 'memaksa' diri untuk menyelesaikan bacaan quran minimal satu juz dalam satu hari. Kegiatan yang berat sekali saya lakukan sejak hamil dan punya anak, tapi alhamdulillah sekarang terasa lebih mudah. Di grup itu juga sering ada tausiyah dan motivasi dari para anggota. Betul kata pepatah, "berteman dengan tukang minyak wangi akan membuat diri kita menjadi ikut wangi". Berkumpul bersama orang soleh/ah adalah salah satu cara untuk ikut menjadi soleh/ah. InsyaAlloh.

Masih banyak sekali nikmat yang Alloh kasih ke saya dan keluarga, yang ga akan bisa saya rinci satu per satu. Syukur tak berbatas selalu tercurah kepada Yang Maha Memberi.


Trus, apa resolusi tahun 2014?
Ini garis besarnya aja yaa..

1. Rafsanjani lanjut ASI dan selalu diberi MPASI homemade
2. Mulai kuliah lagi
3. Istiqomah Odoj, perbaiki kualitas
4. Mempertimbangkan hamil lagi di akhir tahun :)


Semoga Alloh mudahkan semua urusan. Semoga Alloh selalu menjaga kami. Semoga Alloh beri kami kekuatan ketika menghadapi kesulitan. 
Bismillah.


Sunday, 12 January 2014

Satu lagi tentang Rafsanjani

11 Desember 2013, tepat enam bulan sang pangeran mahkota. Hari ini pula, kami boleh bangga dengan perjuangan kami untuk keberhasilan ASI Eksklusif Rafsanjani.
Saya tak bilang ini perjuangan berat, karena saya menikmati saat2 harus menyusui langsung ataupun pumping. Walau kadang dilanda rasa jenuh atau males. Kadang2 juga pengen sesekali jalan bareng temen kantor di jam istirahat (yang biasanya dipake pulang untuk menyusui langsung). Tapi semua berhasil dilewati. Alhamdulillah. Sejak saya hamil, sedikitpun ga kepikiran untuk ngasih susu tambahan ke anak2 kami. InsyaAlloh, memang ga perlu :).

Buat saya, ASI Eksklusif bukan keinginan untuk mengikuti trend, bukan pula ego untuk disebut 'ibu hebat'. Buat saya ASI, adalah hak mutlak bagi anak2 saya, hak yang tidak bisa ditunaikan oleh orang lain kecuali ibunya. Dan bagi saya, menyusui adalah keajaiban, rasanya seperti Tuhan menitipkan sebuah kehidupan.
Rafsanjani sudah semakin jago nyusu. Memang dia jarang melihat mata saya ketika menyusu, seperti yang sering saya baca, dilakukan oleh bayi2 lain ke ibunya, tapi tangan kecilnya selalu meraba, membelai tangan saya ketika menyusu. Seperti apa rasanya? Haru, bahagia, merasa jadi wanita paling bahagia. :')

Rafsanjani sudah mulai makan. Hari-hari pertama ini saya kasih buah, tepung gasol, sesekali kacang hijau. Suami sudah pesen untuk ga ngasih raf biskuit ataupun makanan instan, dan sayapun memang maunya begitu. Saya selalu meyakinkan diri dan suami, raf ga mesti gendut (meski sampe sekarang memang gendut :p), yang penting dia selalu sehat. InsyaAlloh. Sekarang Rafsanjani sudah mulai makan nasi dengan sayur dan lauk2 protein nabati maupun hewani, tentu dengan pengolahan sesuai usianya.

pertama kali raf makan nasi saring

Tak ada pembenaran 'ibu bekerja', dengan ngasih Raf makanan instan. Kami mempekerjakan asisten, kemudian memaksakan diri bolak-balik anter jemput raf dan pengasuhnya ke rumah mama sebelum dan sepulang kerja, tak lain untuk yang terbaik bagi putra kami. Rasanya, fisik dan materi yang kami 'korbankan', tak sebanding dengan bahagianya melihat Rafsanjani tumbuh sehat.

Yang terbaik untuk yang terkASIh.

Dari awal hamil, saya bertekad untuk memberikan ASI Eksklusif untuk anak kami. Tujuan utama adalah karena ciptaan Tuhan tersebut pasti yang terbaik. Bonusnya adalah hemat dan ga repot :).

Dua bulan setelah melahirkan, saya harus mulai kerja. Disitulah, saat2 perjuangan kami dimulai. Stok ASIP saya tidak terlalu banyak, bukan yang melimpah ruah sampe penuh sekulkas kayak orang lain. Tapi saya selalu mensugesti diri bahwa ASI saya diproduksi khusus untuk Rafsanjani, jadi pasti mencukupi kebutuhannya.

Empat bulan ini, prioritas utama saya adalah ASI Rafsanjani. Di kantor, banyak waktu yang saya habiskan buat pumping (alhamdulillah kerjaan ga banyak :)). Setiap siang, saya pulang untuk nganterin ASIP yang didapet pagi trus nyusuin Raf. Selama empat bulan ini, cuma 2-3 kali saya ga pulang siang, apapun yang terjadi :D.

Sejak melahirkan, banyak yang sudah ragu saya bisa kasih ASI Eksklusif ke Raf. Pun setelah Raf 3-4 bulanan, masih banyak yang ga percaya saya belom kasih Raf susu tambahan ataupun makanan selain ASI.

Saya ga pernah bangun tengah malem buat pumping, itulah stok ASIP saya selalu kejar tayang :p, soalnya kalo malem tuh  ngantuk dan capek banget, malah kayaknya ga efektif kalo pumping (alesaann..:)).

Setiap ibu itu unik, ga bisa disama2in satu dengan yang lainnya. Setiap ibu punya cara sendiri dalam membesarkan anaknya, dan saya memilih untuk memulainya dengan memberikan ASI Eksklusif sebagai makanan terbaik bagi bayi 0-6 bulan.


Saya tak perlu lah menjabarkan dengan detail kelebihan ASI dibanding susu lainnya, karena artikel mengenai itu banyak sekali, dan tak seorang pun yang berani menyanggahnya. 
Saat ini Rafsanjani tumbuh sehat (insyaAlloh), dengan berat badan standar, ga lebay2 banget, tapi setiap orang pasti bilang gendut :). Lucu, ramah, pinter. KPSP dengan skor 10. Perkembangannya juga baik, sudah bisa duduk dan tumbuh gigi, lagi belajar merangkak. Ga rewel kalo diajak jalan2 atau ke keramaian. Membahagiakan dan menyenangkan. Alhamdulillah wa syukurillah.

Entah seperti apa efeknya nanti. Yang saya yakin Tuhan tidak pernah salah dalam menciptakan segala sesuatunya. Dan ciptaan Tuhan tidak pernah bisa dibandingkan dengan buatan manusia. Tidak akan pernah.