11 Desember 2013, tepat enam bulan sang pangeran mahkota. Hari ini pula,
kami boleh bangga dengan perjuangan kami untuk keberhasilan ASI
Eksklusif Rafsanjani.
Saya tak bilang ini perjuangan berat, karena saya menikmati saat2 harus menyusui langsung ataupun pumping. Walau kadang dilanda rasa jenuh atau males. Kadang2 juga pengen sesekali jalan bareng temen kantor di jam istirahat (yang biasanya dipake pulang untuk menyusui langsung). Tapi semua berhasil dilewati. Alhamdulillah. Sejak saya hamil, sedikitpun ga kepikiran untuk ngasih susu tambahan ke anak2 kami. InsyaAlloh, memang ga perlu :).
Buat saya, ASI Eksklusif bukan keinginan untuk mengikuti trend, bukan pula ego untuk disebut 'ibu hebat'. Buat saya ASI, adalah hak mutlak bagi anak2 saya, hak yang tidak bisa ditunaikan oleh orang lain kecuali ibunya. Dan bagi saya, menyusui adalah keajaiban, rasanya seperti Tuhan menitipkan sebuah kehidupan.
Rafsanjani sudah semakin jago nyusu. Memang dia jarang melihat mata saya ketika menyusu, seperti yang sering saya baca, dilakukan oleh bayi2 lain ke ibunya, tapi tangan kecilnya selalu meraba, membelai tangan saya ketika menyusu. Seperti apa rasanya? Haru, bahagia, merasa jadi wanita paling bahagia. :')
Rafsanjani sudah mulai makan. Hari-hari pertama ini saya kasih buah, tepung gasol, sesekali kacang hijau. Suami sudah pesen untuk ga ngasih raf biskuit ataupun makanan instan, dan sayapun memang maunya begitu. Saya selalu meyakinkan diri dan suami, raf ga mesti gendut (meski sampe sekarang memang gendut :p), yang penting dia selalu sehat. InsyaAlloh. Sekarang Rafsanjani sudah mulai makan nasi dengan sayur dan lauk2 protein nabati maupun hewani, tentu dengan pengolahan sesuai usianya.
Tak ada pembenaran 'ibu bekerja', dengan ngasih Raf makanan instan. Kami mempekerjakan asisten, kemudian memaksakan diri bolak-balik anter jemput raf dan pengasuhnya ke rumah mama sebelum dan sepulang kerja, tak lain untuk yang terbaik bagi putra kami. Rasanya, fisik dan materi yang kami 'korbankan', tak sebanding dengan bahagianya melihat Rafsanjani tumbuh sehat.
Saya tak bilang ini perjuangan berat, karena saya menikmati saat2 harus menyusui langsung ataupun pumping. Walau kadang dilanda rasa jenuh atau males. Kadang2 juga pengen sesekali jalan bareng temen kantor di jam istirahat (yang biasanya dipake pulang untuk menyusui langsung). Tapi semua berhasil dilewati. Alhamdulillah. Sejak saya hamil, sedikitpun ga kepikiran untuk ngasih susu tambahan ke anak2 kami. InsyaAlloh, memang ga perlu :).
Buat saya, ASI Eksklusif bukan keinginan untuk mengikuti trend, bukan pula ego untuk disebut 'ibu hebat'. Buat saya ASI, adalah hak mutlak bagi anak2 saya, hak yang tidak bisa ditunaikan oleh orang lain kecuali ibunya. Dan bagi saya, menyusui adalah keajaiban, rasanya seperti Tuhan menitipkan sebuah kehidupan.
Rafsanjani sudah semakin jago nyusu. Memang dia jarang melihat mata saya ketika menyusu, seperti yang sering saya baca, dilakukan oleh bayi2 lain ke ibunya, tapi tangan kecilnya selalu meraba, membelai tangan saya ketika menyusu. Seperti apa rasanya? Haru, bahagia, merasa jadi wanita paling bahagia. :')
Rafsanjani sudah mulai makan. Hari-hari pertama ini saya kasih buah, tepung gasol, sesekali kacang hijau. Suami sudah pesen untuk ga ngasih raf biskuit ataupun makanan instan, dan sayapun memang maunya begitu. Saya selalu meyakinkan diri dan suami, raf ga mesti gendut (meski sampe sekarang memang gendut :p), yang penting dia selalu sehat. InsyaAlloh. Sekarang Rafsanjani sudah mulai makan nasi dengan sayur dan lauk2 protein nabati maupun hewani, tentu dengan pengolahan sesuai usianya.
pertama kali raf makan nasi saring |
Tak ada pembenaran 'ibu bekerja', dengan ngasih Raf makanan instan. Kami mempekerjakan asisten, kemudian memaksakan diri bolak-balik anter jemput raf dan pengasuhnya ke rumah mama sebelum dan sepulang kerja, tak lain untuk yang terbaik bagi putra kami. Rasanya, fisik dan materi yang kami 'korbankan', tak sebanding dengan bahagianya melihat Rafsanjani tumbuh sehat.
No comments:
Post a Comment