30 Ramadhan 1441 H.
Hari ini hari terakhir Ramadhan. Ramadhan yang berbeda dari sebelumnya. Ga pernah terbayang bahwa akan melewati Ramadhan seperti ini. Dari awal tahun, bahkan ada yang dari tahun lalu sudah merancang akan berpuasa dan berlebaran seperti apa tahun ini. Tapi mudah saja Alloh mengubah semuanya.
Covid 19, virus yang entah saya ga tau persisnya kapan mulai ada di bumi. Awalnya saya hampir ga peduli. Saya pikir ini penyakit 'biasa', yang mewabah dan akan hilang. Ditambah lagi, Indonesia waktu itu ga heboh2 banget. Yang banyak terinfeksi adalah orang2 di China, so far away dari sini. Tapi tiba2, presiden menghimbau untuk melakukan semuanya dari rumah. Sekolah dan kantor diliburkan, tempat ibadah ditutup, pusat perbelanjaan dibatasi.
Awalnya seneng2 aja karena bisa libur, 'kan ga pernah2. Tapi lama2 semuanya semakin serius, jumlah penderita makin banyak, yang meninggal ga berhenti setiap hari, libur ditambah, dianjurkan untuk ga kemana2, pake masker adalah wajib. Kondisi ini terjadi hampir di seluruh dunia, bahkan virus ini memakan korban yang sangat banyak di negara2 maju di benua Eropa. Lalu, Masjidil Haram dan Masjidil Nabawi ikut ditutup. Sedih rasanya.
Tak ada kejadian tak berhikmah. Kondisi saat ini menunjukkan betapa kuasanya Tuhan Sang Maha Pencipta, bahwa kita tak punya dan tak bisa apa2 tanpaNYA. Sekali DIA berkehendak, dunia bisa berubah. Kondisi ini juga membuat kita lebih fokus dengan keluarga, menghabiskan waktu bersama, masak sendiri setiap hari, menghilangkan kegiatan2 yang sebenernya ga penting2 banget, kayak jalan ke mall, makan diluar, dll.
Dan kondisi ini sampe juga di bulan Ramadhan. Ga ada keriuhan seperti Ramadhan biasanya, tapi semua harusnya bisa lebih khusyuk karena dirumah aja. Kalo dulu pernah mengandai2, "kayaknya enak kalo Ramadhan itu libur, biar bisa fokus ibadah, ga mesti kekantor 8 jam", sekarang Alloh kasih kesempatan itu. Entahlah seberapa banyak orang yang bisa memanfaatkannya.
Ramadhan kali ini juga berbeda untuk kami. Rafsanjani menjalani tahun pertama puasanya. Ga ada latihan setengah hari, langsung full sehari dan ga ada yang bolong, Alhamdulillah. Ini juga karena masih libur, mungkin kalo sekolah akan lebih berat tantangannya, Alhamdulillah. Mbak2 sudah pulang kampung lebih awal, ini seperti we time bagi kami berlima aja. Masa2 yang pasti akan kami kenang suatu saat nanti.
Ramadhan
tahun ini adalah Ramadhan ke-8 bagi saya setelah menikah, dan Ramadhan
pertama bagi saya dalam keadaan normal, ga sedamg hamil ataupun
menyusui. Kondisi yang (seharusnya) sempurna untuk beribadah, tapi tetep
ada penyesalan ga bisa memanfaatkannya dengan baik.
Idul Fitri kali ini berbeda. Ga perlu baju dan sepatu baru, karena ga kemana2. Ga perlu banyak makanan dan minuman karena ga ada orang yang berkunjung. Secukupnya saja. Idul Fitri kali ini membuktikan bahwa Idul Fitri akan tetap datang walau dengan kesederhanaan. Bahwa Idul Fitri akan tetap datang walau kita tak pamer baju seragam di media sosial. Bahwa Idul Fitri akan tetap datang walau tak ada ketupat dan opor ayam.
Selamat Idul Fitri, semoga semua amal ibadah kita di bulan Ramadhan diterima dan diberkahi oleh Alloh.
No comments:
Post a Comment