Tuesday, 16 December 2014

cerita (menjelang) akhir tahun


11 Desember lalu, Rafsanjani tepat 18 bulan. Setahun persis mulai makan, insyaAlloh minimal 6 bulan lagi lulus S3 ASI. Pas pula di hari itu, Rafsanjani demam tinggi. Alhamdulillah, sorenya sudah mendingan.

Ada dua agenda besar kami untuk Rafsanjani dalam 6 bulan ke depan, yaitu memulai persiapan penyapihan dan toilet training-free diapers. Sampe sekarang pun belum ada yang dimulai, tapi optimis semua berjalan baik dan lancar.

Oiya satu lagi, kayaknya harus mulai mensosialisasikan anak kecil ke Rafsanjani, semoga kami dikasih amanah adik Rafsanjani pada waktu yang tepat, insyaAlloh. :)


sunrise di tepi sungai Musi

Tuesday, 4 November 2014

Kabar Bulan Oktober

Oktober ini bulan yang melelahkan buat saya, kami sekeluarga sih sebenernya. Banyak hal yang terjadi di bulan ini, yang rasanya bikin energi, waktu, dan pikiran terkuras.

Yang pertama adalah renovasi rumah mama. Ini ga ada hubungan langsung dengan saya, harusnya. Tapi berdampak pada rafsanjani yang dititip dirumah mama setiap hari. Debu, beberapa bagian rumah yang terbuka, dan juga berisik, membuat kami memutuskan untuk meninggalkan rafsanjani dirumah kami sementara waktu. Efeknya ternyata luar biasa :D. 

Setiap siang kami harus menempuh kurang lebih 14 km untuk menjenguk rafsanjani. Karena ga ada gantian, pengasuh rafsanjani ga kami bolehin ngerjain kerjaan lain. Untuk makan siang dan makan malam, kami harus beli atau saya yang masak. Biasanya begitu nyampe rumah sore hari, saya mulai beraksi di dapur, membuat makanan2 sederhana, sekedar goreng ayam atau telur, rebus lalap, dan bikin sambel.

Setiap weekend, saya ke pasar, belanja dan nyampe rumah langsung diolah untuk disimpen di kulkas untuk persediaan selama seminggu. Biasanya ayam, tahu, tempe sudah saya ungkep, ikan pun sudah dikasih air asem jawa, sehingga untuk memasaknya nanti ga perlu waktu yang lama.

Pikiran jadi ga fokus. Takut nanti rafsanjani bosen dirumah aja sendirian, takut pengasuhnya capek, takut rafsanjani ditinggal sendirian kalo pengasuhnya solat atau ke kamar mandi, pokoknya banyak takut deh.


Di pertengahan bulan Oktober, bapak harus opname di RS. Diagnosis dokter adalah stroke telinga, sudden deafness. Gejalanya adalah vertigo hampir seminggu. Golden period penyembuhannya cuma 1 minggu. Kami ga punya banyak waktu untuk berpikir, bapak harus masuk RS sesegera mungkin. Ga ada treatment khusus sih. Bapak cuma disuruh istirahat, meminimalkan kepala tegak, pake earphone biar ga denger suara dari luar, minum obat, dan dikasih oksigen setiap 6 jam untuk dialirkan ke telinga. Dan itu semua terjadi selama 2 minggu. Bisa dibayangin bosennya bapak disana.

rafsanjani waktu diselundupin ke RS

Saya selalu nyempetin setiap siang abis jenguk rafsanjani, mampir ke RS untuk nemenin bapak dan mama yang nungguin disana. Jam istirahat saya harus molor 2-3 jam. Alhamdulillah punya rekan kerja yang pengertian dan ga rese. Malahan selalu nanya progress bapak dari hari ke hari.

Kamis, 30 Oktober kemarin bapak dibolehin pulang. Seneng banget rasanya. Rafsanjani kami ajak jemput ke RS, trus malemnya kami nginep dirumah mama. Besok paginya, pengasuh rafsanjani dijemput suami untuk ngurus rafsanjani karena kami harus masuk kerja kayak biasa. Hari itu rasanya lega dan tenang banget ngantor. Bapak sudah pulang dari RS, rafsanjani sama pengasuhnya ada dirumah mama. :')

Sayapun minta pendapat dengan mama, bapak, dan suami. Alhamdulillah semua sepakat rafsanjani kembali dititip dirumah mama. Setiap pagi kami anter rafsanjani dan pengasuhnya kerumah mama, pulang sore dijemput lagi. Memang harus berangkat lebih awal dan pulang lebih akhir, tapi kalo demi kebaikan rafsanjani sih, perjuangan apapun akan kami lakukan.



dijalan jemput bapak


Oktober berlalulah, bawa semua kegundahan dan kegelisahan yang ada bersamamu. Dan November, hampirilah kami dengan segala optimisme dan kebahagiaan.

Tak ada ujian yang tidak bisa dilewati, hanya nilainya saja yang membedakan seberapa mampu kita melaluinya. Dan percayalah bahwa Alloh selalu bersama kita :).

Thursday, 16 October 2014

Rindu itu

Dulu..begitu ketemu mama waktu pulang ke Palembang kalo libur kuliah, saya pasti nangis sambil meluk mama. Rindu....yang tak terdefinisikan, tak juga sanggup untuk diucapkan. Rasanya lega dan bahagia, seolah semua akan baik-baik saja kalo ada mama.

Kemarin, saya pulang siang jenguk Rafsanjani. Tiga hari terakhir, saya ada urusan lain sehingga ga bisa pulang siang. Saya masuk lewat pintu belakang. Rafsanjani menghambur ke pintu depan, melihat ayahnya, kemudian terus berlari menuju motor, seperti mencari sesuatu. Saya panggil dia dari belakang. Rafsanjani noleh, setengah melompat begitu liat saya, lalu lari ke pelukan saya.

Ekspresinya, raut wajahnya, ga akan saya lupa. Mata berkaca-kaca, pekik bahagia yang tertahan, tangan mungil yang terbuka lebar. Mungkin sama kayak ekspresi saya tiap meluk mama dulu. 


Ini anugerah yang ga pernah terfikir sebelumnya:

"anugerah menjadi orang yang sangat penting bagi seseorang"

Tuesday, 14 October 2014

Facts about my marriage


Udah berasa artis2 aja deh, yang biasanya jadi artikel di majalah-majalah remaja . :p

Yang mau baca silakan lanjut, yang mual silakan ke kamar mandi terdekat. :D

Here they are :

1. Sama-sama ga suka mall. Ini blessing banget buat saya yang ga tahan jalan lama-lama. Dari dulu selalu lebih milih dirumah ketimbang jalan2 di mall. Eh...dapet suami yang juga ga suka sama mall. Biasanya kalo ke mall, sudah punya tujuan pasti dan sudah direncanain dari jauh2 hari, beli ini-itu, abis tu pulang deh. :D
Sejak punya rafsanjani, aktivitas nge-mall biasanya diisi dengan main di playground, makan (ini juga jarang), abis tu pulang. Kami juga jarang makan diluar. Kalo memang pengen jajan, biasanya beli buat dimakan dirumah. Lebih tenang dan menyenangkan.

2. Sampe sekarang panggilan kami masih adek-kakak. Eciyeeee...sok imut. Saya kok malah ngerasa geli2 gimana kalo manggil suami dengan sebutan 'ayah' atau dipanggil suami dengan sebutan 'ibu'. Kecuali, kami lagi ngomong atau memposisikan diri sebagai rafsanjani. 
Tapi selebihnya, -even di tempat umum-, suami saya tetep manggil 'adek', sayapun tetep manggil 'kakak'. Sampe2 saya pernah digodain mbak2 kalem-'alim-solehah waktu naik lift dikantor, "kakaknya ga ikut?" . Senyum2 malu aja deh. :D
Makanya saya suka bingung kalo denger anak2 sekolahan yang pacaran, trus manggil pasangannya abi-ummi atau ayah-bunda. Ga geli apa yaa.. Ohmaiii..

3. Si pendiem vs si tukang ngomong. Kalo orang lain pasti ngira, saya yang pendiem dan suami yang tukang ngomong, karena saya lebih kalem (uhuk!) dibanding suami yang suka bercanda dengan siapa aja. Tapi kalo sudah berdua, jadinya malah kebalikan. Saya tipikal pencerita. Semua hal yang saya alami, saya rasakan, hampir pasti saya ceritain. Kalo dulu ceritanya sama mama, kalo sekarang yaa..sama suami. Setiap hari saya menyusun list di kepala, apa2 yang harus saya ceritain ke suami nanti kalo pulang kerja. Begitu naik mobil pulang dari kantor, mengalirlah semua cerita2 itu. Mulai dari cerita kerjaan, jajan gado-gado dikantin, ditraktir pempek, pak bos yang mau liburan, sampe ditegor satpam pun saya ceritain.
Suami saya dari SMP terbiasa hidup merantau, jadi -mungkin- ga punya tempat cerita detil kayak saya. Awal2 menikah, beliau baru cerita kalo ditanya aja.
Sampe sekarang pun, kalo sudah kehabisan cerita, saya bakal memancing suami dengan mulai bertanya, "ada cerita apa kak dikantor?". Kalo masih belom ketemu bahan cerita, saya akan nanya, tadi jajan ga, makan siang sama siapa, lauknya apa, beli dimana, harganya berapa, dll. Pokoknya lengkap deh. :D
Sekarang, di 2 tahun pernikahan kami, suami sudah mulai suka cerita sendiri tanpa harus ditanya tentang apa yang dialaminya seharian.

Udah cukup deh tiga aja fakta tentang kehidupan pernikahan saya. Masih banyak sebenernya, tapi apa mau dikata, khawatirnya pembaca bosen dan geli. hehehe.

Btw, meski terlambat, happy 2nd wedding anniversary, kakak.. 
Semoga Alloh selalu menjaga keluarga kita. Masih banyak mimpi dan cita-cita yang harus kita perjuangkan. Semoga Alloh permudah semuanya. 

ijo-merah-ijo

Love you.

Thursday, 4 September 2014

Aku dilamaaaarrr....


September ceRIYA. Postingan ini berhubungan dengan tanggal 1 September, tanggal dimana saya dilamar oleh lelaki yang jadi suami saya sekarang. Uhuyyy..

Sebenernya ini bukan 'khitbah' yang sesungguhnya. Karena menurut saya, khitbah itu adalah ketika seorang lelaki meminta kepada sang ayah perempuan untuk dinikahkan dengan anaknya, dan proses ini sudah terjadi pada saya beberapa hari sebelumnya. Lamaran yang saya maksud ini adalah pertemuan dua keluarga besar untuk memutuskan segala hal mengenai pernikahan.

Jadi ceritanya, setelah ta'aruf tatap muka dan kakak (suami) mengkhitbah saya lewat Bapak, kakak janji untuk membawa keluarga besarnya menemui keluarga besar saya. Begitu tau keluarga kakak mau dateng, mama saya langsung nelepon semua saudara kandungnya. Ini cuma dalam hitungan hari sebelum hari lamaran itu. Kagetlah uwak2, om, dan tante saya, karena ga pernah ada pembicaraan mengenai 'dinda punya pacar'. Fyi, dinda adalah panggilan keluarga untuk saya. Imut kan?? :D

Pas hari H, 1 September 2012, keluarga besar saya sudah kumpul dirumah sebelum maghrib. Setelah solat magrib bersama, saya pun siap-siap, ganti baju dan dandan pula. Biasanya, calon mempelai wanita akan duduk di bagian dalam rumah dan nanti dipanggil keluar untuk diperkenalkan dengan keluarga besar calon mempelai laki2.

Sampailah keluarga besar kakak dirumah kami, cuma 10 orang sih, dan dari keluarga inti beliau cuma ada orang tuanya aja, karena saudara2 kakak ga ada yang tinggal di Palembang. Kehebohan dimulai dengan tante2 dan sepupu2 saya yang ngumpul di bagian dalem rumah, ngintip dan menebak2 yang mana calon suami saya. Sempet salah tebak karena ada satu orang lelaki muda -selain kakak- di rombongan yang dateng. Saya ditanyain, "yang mana orangnya? pake baju warna apa?". Lah mana saya tau, kan ga liat dan ga bilang untuk janjian apapun sebelumnya. ^^

Setelah pembicaraan mengenai tanggal dan lain-lain selesai, acara ditutup dengan doa dan makan malem. Saya??? Sama sekali ga disuruh keluar. Padahal udah dandan bok, walopun ga heboh2 amat sih.

Selesai acara, keluarga kakak pamit pulang. Barulah, ada tante yang berinisiatif manggil saya keluar untuk salaman sama ibu-ibu keluarga kakak. Lumayan deh, ga rugi2 amat dandannya. :p


Keputusannya, kami akan menikah 20 hari lagi.


ini poto seminggu abis nikah. Masih malu-malu.


Oiya, mungkin ada yang penasaran, gimana cara kakak melamar saya. Ga ada kata-kata "will you marry me?" sambil pegang cincin atau "maukah kau menjadi ibu dari anak2ku kelak?". BIG NO.

Kakak langsung meminta guru ngajinya memproses ta'aruf kami, tanpa ada pembicaraan sedikitpun dengan saya secara langsung. Kakak hanya mengirimkan pesan via BBM dua malam sebelum ta'aruf tatap muka (sekitar 8 hari sebelum acara lamaran ini).

Isinya kira2 begini : "Kalo memang kita berjodoh, pernikahan akan dilangsungkan sebelum tanggal 1 Oktober". Sudah, begitu saja. Kok saya mau ya?? Hahaha.

Tuesday, 26 August 2014

Riwayat Handphone

Tiba2 aja pengen nulis tentang ini, untuk mengenang berbagai handphone yang pernah saya pake. Jangan berharap isi tulisan ini berupa paparan spesifikasi, kekurangan dan kelebihan HP yaa.. Saya tipe pengguna yang cepet puas sama kemampuan HP, jadi ga suka oprek-oprek. Ceileehh..

Setelah mengorek ingatan dan google (karena lupa seri-nya), ini dia handphone yang pernah menemani saya selama ini :

1. Sony Ericsson T290

Ini HP pertama saya, tahun 2005. Dibeliin mama sebagai hadiah lulus SMA. Karena dulu saya suka banget warna putih, dari awal dijanjiin mau beli HP, saya bertekad nyari HP warna putih. Harganya 700 ribuan kalo ga salah, mama beli pake uang arisan. HP ini saya pake selama kuliah di STAN, paling berjasa buat nerima dan ngirim jarkom, juga buat nerima telepon dari mama di Palembang.

http://nolkomadua.blogspot.com/2012/08/balada-sebuah-ponsel.html


2. Sony Ericsson G705

Jaman dulu (kayak tua banget), Sony Ericsson tu merk eksklusif, jadi meskipun agak mahal, tapi puas belinya. HP kedua saya ini dibeli dengan uang rapel gaji CPNS tahun 2009, harganya Rp 2.700.000 di Roxy. Waktu itu, saya lagi diklat di Jakarta, beli HP ini sama Petta, mama Petta dan keponakan Petta. Waktu beli ini, ketemu banyak temen yang pada mau beli HP juga, maklum baru pegang uang banyak :p. HP ini saya pilih karena kameranya bagus dan bisa internetan untuk buka facebook sama blog.
http://nagasell.blogspot.com/2012/09/harga-hp-handphone-merk-tye-hp.html


3. Samsung B3310

HP yang ini saya lupa kapan belinya, yang jelas waktu SE G705 itu rusak bagian sliding-nya (ga tau nyebutnya apa), saya langsung ganti dengan B3310. HP ini murah, cuma 1 jutaan. Saya suka karena modelnya unik, dan waktu itu sudah mulai kerja dimana akses internet full dikantor, dirumah juga sudah ada modem buat internetan. Jadi, beli HP ini cuma buat nelepon sama SMS-an aja.
http://www.situshp.com/hp/SS-Samsung/2049-B3310.html



4. Blackberry Curve 3G

HP ini saya beli Desember tahun 2010, waktu BB lagi booming banget. Awalnya mikir ga bakal beli BB karena ga terlalu butuh. Tapi setelah dipanas2in temen2 diklat -yang update socmed terus-, akhirnya saya ikutan beli juga :D. Waktu itu harganya Rp 3.000.000. Karena produk lama, tahan bantingnya luar biasa. Saya pake ini sampe kemarin, 25 Agustus 2014. Selama saya pake, BB ini udah dibanting, ditumbuk, digigit, dan dicongkel oleh Fatih (keponakan) dan dilanjutkan oleh Rafsanjani, anak saya. Semuanya masih baik2 saja sampe saya memutuskan untuk ganti HP. ^^





dipoto pake si-HP-baru Lenovo A859. Hasilnya blur, soalnya belom terbiasa :p


5. Samsung Champ C3303
HP ini dibeli tahun 2011 untuk ganti Samsung B3310 yang rusak slidingnya (masalahnya sama kayak SE G705). Karena sudah punya BB, saya nyari HP untuk nomor utama, yang cuma dipake buat nelepon dan sms. Nyarinya yang murah aja, ga mesti canggih, tapi harus kuat (apasih). Akhirnya pilihan jatuh ke Samsung Champ C3303 ini. Harganya murah, Rp 500.000, belinya pake kartu kredit, powerbuy 6 bulan. Hahaha. HPnya tahan banget, sampe sekarang masih bagus, baterenya bisa tahan seminggu, padahal belom pernah ganti. Soalnya beneran cuma dipake buat sms sama nelepon.
Entah sampe kapan bakal dipake. Selama masih bagus, kayaknya ga akan diganti deh. :)

http://hargadanspesifikasi.info/harga-dan-spesifikasi-handphone-samsung-champ-c3303-januari-2013/


6. Lenovo A859

Nahh..ini yang paling gress. Hp yang baru dibeli Sabtu, 23 Agustus 2014 kemaren.  Awalnya karena si BB udah 'ga layak liat' lagi.

Percakapan saya dan suami:
Saya : "Kak, BB itu kalo dijual, dapet berapa ya?"
Kakak : "50 ribu aja belom tentu ada yang mau. Mau ganti?"
Saya : "nanti deh, kalo dapet arisan kompleks"

Beberapa hari setelahnya,
Kakak : "Ulang tahun perkawinan nanti mau kado apa? HP aja ya?" sambil ngeluarin kertas, isinya daftar nama HP dan harganya.
Saya : *masih bengong*

Kakak : "Besok abis kondangan, kita ke mall"

Huuaaaa...saya terharu sekali :').

Saya tadinya berniat beli ASUS Zenfone 4, sudah bilang ke kakak, ga usah yang mahal2, soalnya Rafsanjani masih belom ngerti. Nanti dipegang aja sama Rafs, bikin deg2an. Yang penting bisa internetan. Tapi kakak ga setuju, karena ASUS belom terlalu banyak produk HPnya. Prinsip kakak, yang penting terpercaya. Daripada murah, tapi nanti cepet rusak.

Akhirnya pilihan kami jatuh ke Lenovo A859. HP ini sama kayak punya Icha,adek saya, yang baru dibeli bulan Romadhon kemaren. Kamera belakang 8 MP, kamera depan 1.6 MP. Mantep deh buat poto2. :D


gambar jelasnya, googling sendiri yaa..
Oiya, udah gitu, kakak juga kasih saya kartu SIM yang sudah terdaftar internet paket penuh, yang biasa dipake kakak untuk BB-nya. Kurang apa lagi coba :'). Alhamdulillah. 

Masih canggung makenya karena besar dan full touchscreen. Sampe sekarang belom banyak di-otak-atik. Maklum...sibuk :D. Saya bertekad, HP baru ini ga boleh bikin waktu saya untuk Rafsanjani dan kakak berkurang. HARUS.

Dulu waktu masih gadis (duh...bahasanya), saya termasuk gadget-addicted. Bawa HP kemana2, ngecek terus, refresh terus, padahal ga banyak juga notifikasinya. Kemudian berkurang sejak nikah, karena kalo dirumah, suami ga suka dicuekin. Dan sekarang, kalo lagi sama Rafsanjani, ga bisa lagi se-leluasa dulu main HP. Seminggu libur, seminggu pun HP ga kesentuh. \(^_^)/


Okedeh, itu tadi semua HP yang pernah dipake sampe sekarang. Saya tipikal setia sama HP, ga suka gonta-ganti karena bosen. Biasanya ganti HP karena memang rusak. Memaksa diri untuk beli karena butuh, bukan beli karena ingin :).

Bye.

Monday, 18 August 2014

Anak saya kuno, ga bisa main gadget




Kalo suka denger dan liat orangtua yang diemin nangis atau nyuapin makan anaknya dengan ngasih mainan gadget, saya melongo aja. Anak2 itu tahan duduk diem sembari jari2nya lincah menggeser layar HP atau komputer tablet. Entah mereka memang ngerti atau belajar dari kebiasaan aja. Ada perasaan kagum, ada juga perasaan kasihan.

Sampai saat ini, Rafsanjani ga gencar diperkenalkan dengan gadget. Saya dan suami cuma punya Blackberry Curve-3G yang cuma dipake BBM-an sama buka facebook, dan tab Smartfren yang (hampir) ga pernah diidupin. Paling2 laptop, itupun cuma dipake Rafsanjani buat liat foto2 dia sendiri. Sejauh ini kami juga ga berniat sengaja beli gadget untuk 'mainan' Rafsanjani.

sibuk sama sisir

Terus terang aja, dengan cuma handphone kuno itu aja, saya merasa ada waktu milik Rafsanjani yang tersita. Sekedar untuk scroll timeline atau ngecek recent updates, yang akan berakhir pada kepo-ing foto atau buka2 tautan yang di-share. Makanya kalo udah dirumah, biasanya saya ga bisa bales sms, BBM, twitter, dll, kecuali emang penting banget. Sekali pegang HP, pasti susah lepasnya.

Rafsanjani ga asing dengan gadget. Dia sering liat kami pegang atau pake handphone. Tapi yang dia tau guna handphone hanyalah untuk nelepon dan ngirim sms, jadi kalo dikasih HP secanggih apapun, cuma dideketinnya ke telinga atau dipencet2 aja. Itupun ga akan tahan lebih dari 1 menit. Sampe sekarang pun dia ga tertarik kalo liat orang2 atau anak2 lain main komputer tablet atau handphone, tapi dia bakal lari sambil teriak2 kegirangan kalo liat kucing atau ayam. Seleramu, nak.. :)

senyumnya mengembang liat burung merak :)


Setiap orangtua punya cara sendiri membesarkan anaknya, dan saat ini kami masih memilih untuk membiarkannya bermain dengan barang2 'biasa' yang ada disekitarnya, entah itu sisir, senter, beras, handuk, kunci, bahkan lipstik. Saya yakin, tidak mengenalkan gadget2 itu di umur Rafsanjani sekarang, ga akan bikin dia gaptek di kemudian hari, waktunya aja yang memang belum tiba.

Dulu, waktu awal2 jadi ibu, saya masih kebiasaan sering mainin HP sambil nungguin Rafsanjani, dan mama pernah bilang : 
"nanti-nanti, jangan marah kalo dicuekin anak yang lagi sibuk main HP atau nonton TV, karena itulah yang sekarang dia rasain".




Wednesday, 6 August 2014

Program Penggemukan Badan


Kalo orang2 sering ribut dan sibuk mencari cara untuk diet menurunkan berat badan, maka saya bermasalah dengan berat badan yang ga naik2 \(^_^)/.

Beberapa hari sebelum menikah, berat badan (BB) saya 39 kg. Beberapa minggu kemudian, saat saya periksa kandungan pertama kali, BB saya masih 39 kg, waktu itu kehamilan saya sudah 6 minggu. Malem sebelum melahirkan, BB saya mencapai angka 53 kg. Pertama kali dalam sejarah kehidupan saya, BB bisa tembus di kepala 5 *terharu*.

Setelah melahirkan, BB saya kembali ke angka 41, makanya banyak yang bilang, saya ga keliatan kalo abis melahirkan.

Mama dan suami saya selalu ribut nyuruh saya jadi gendut. Tapi emang ga bisa2. Makan saya padahal sudah luar biasa lo. Pagi sarapan nasi, jam 10 brunch gado2 atau model atau pempek,dll. Siang makan nasi lagi, jam 3an ngemil biskuit atau cokelat. Malem makan nasi kayak biasa. Ga bisa dibilang kurang makan kan?

Beberapa bulan sebelum Ramadhan tahun ini, mama saya semangat bikinin saya susu full cream, sehari 3 kali. Pagi sebelum berangkat kantor, siang saat ishoma, dan sore sebelum saya pulang kerumah kami. Tapi saya ga suka susu, jadinya agak terpaksa. Dan hasilnya...ga ada penambahan BB yang signifikan. :)

Di malam ke-20 sekian Ramadhan tahun ini, suami saya bilang "abis bulan puasa ini, harus banyak2 makan. Ganti daging2 yang hilang". Seolah2 sapi yang dagingnya disayat2 buat jadi kebab :D.

Lebaran ke-2, saya nimbang badan di rumah uwak, dan berat saya hanya 37,7 kg. Shocked!!

Saya pun bertekad untuk menambah berat badan saya selepas Ramadhan ini. Program pertama adalah membawa cemilan kue2 khas Palembang ke kantor, yang memang masih banyak banget pasca lebaran. Kue yang bahannya cuma susu kental manis, gula, dan telur. Kebayang kan rasanya?? ^^

Sudah 3 hari berlalu, dan entahlah berapa berat badan saya sekarang. Kayaknya sih ga banyak2 amat berubahnya. Pokoknya semangat terus aja deh. Target utama adalah sehat, kalo dapet bonus gemuk, alhamdulillah banget. :)

Monday, 7 July 2014

Soal Capres


Tanggal9 Juli 2014 adalah hari pemilihan umum Presiden dan Wakil Presiden. Calonnya ada 2, diusung oleh partai utama dan beberapa partai koalisi. Belakangan media sosial rame ngomongin soal capres2 ini. Ada yang memuji, menghina, ada juga yang menyalahkan yang memuji dan menghina.

Sekalipun, saya ga pernah ikut mengomentari masalah capres ini di media sosial, baik membagi tautan2 atau malah menulis status mengenai ini. Alasan saya hanya satu, saya ga punya kompetensi untuk ikut berbicara. Lagipula saya seorang PNS, yang terikat dengan kode etik, yang melarang saya untuk ikut berkampanye dalam bentuk apapun.

Meskipun begitu, saya sudah punya pilihan. Saya adalah bagian dari suatu jamaah besar. Jamaah yang saya yakini paling baik dibandingkan jamaah lainnya. Jamaah yang selalu ada dan mengingatkan saya untuk terus melakukan perbaikan diri. Jamaah yang terstruktur dengan baik, yang memiliki visi yang sama dengan saya, yaitu surga. Saya tidak peduli dengan banyak cibiran terhadap beberapa anggota jamaah ini yang tersandung berbagai kasus. Buat saya, tidak ada buatan manusia yang sempurna, dan saya juga tidak mengkultuskan seseorang dalam jamaah ini.

Beberapa waktu lalu, jamaah ini telah memutuskan untuk memilih satu dari dua pasangan capres-cawapres, dan saya pun ikut dengan keputusan ini. Bukan ikut2an atau taqlid buta, seperti yang banyak orang tuduhkan kepada anggota jamaah ini. Saya hanya percaya bahwa para petinggi jamaah sudah mempertimbangkan segala sesuatunya, memilih yang lebih sedikit mudharat dan lebih banyak manfaat, hingga akhirnya memutuskan demikian.

Dan pada akhirnya, biarlah masing-masing individu memiliki pilihannya masing-masing. Semoga Indonesia selalu aman, damai, dan sejahtera.


gambar diambil dari sini : http://www.dakwatuna.com/2014/06/01/52397/nomor-urut-capres-cawapres-prabowo-hatta-nomor-1-jokowi-jk-nomor-2/

Wednesday, 2 July 2014

Ramadhan

Ramadhan itu istimewa. Salah satu yang saya selalu inget adalah tanggal 2 Ramadhan 1433 H, saat guru ngaji saya memberikan sebuah amplop berisi biodata dan foto seorang lelaki yang kini menjadi suami saya (saya panggil : kakak). Guru ngaji saya ngasih amplop itu pada saat acara jalasah ruhiyah di salah satu masjid di Palembang. Waktu itu saya agak deg2an, sampe kelewatan masjidnya dan harus muter 2 kali, padahal saya sudah sering kesana. ^^
Selesai acara, saya nyuci mobil di cucian mobil deket rumah, disitulah saya buka pelan2 amplopnya sambil jantung dagdigdugder. Hehe.

Setelah hari itu, satu bulan saya di-PHP, ga ada kabar sama sekali soal kelanjutan prosesnya. Saya inget juga, malam2 Ramadhan tahun itu saya pake habis2an untuk meminta kebaikan dan ketetapan hati atas proses yang saya jalani ini. Jawabannya akhirnya muncul di tanggal 4 Syawal :).
Beberapa hari berikutnya, kami ta'aruf tatap muka, besoknya kakak dateng kerumah bareng guru ngajinya untuk mengkhitbah, dan dijanjikan seminggu berikutnya adalah khitbah secara resmi bersama keluarga besar dan langsung disepakati untuk menikah 20 hari lagi.

Semuanya begitu cepat, lancar, mudah, tak lain karena campur tangan Alloh Yang Maha Kuasa. 

Ramadhan tahun lalu saya ga puasa karena masih dalam masa nifas, saya pun ga bangun untuk sahur karena ngantuk dan lemes akibat kebangun2 nyusuin Rafsanjani.
Tahun ini pertama kalinya saya menjalani puasa Ramadhan, sebagai istri dan ibu. Lemess banget, mulai belajar puasa lagi kayak anak kecil. Sejak Ramadhan 2012, saya ga pernah puasa sunnah maupun wajib karena hamil dan menyusui. Tapi, saya berjanji untuk terus semangat puasa dan beribadah di bulan Ramadhan tahun ini. Malu sama umur, malu sama anak, malu sama Alloh.

Semoga Ramadhan kali ini barokah untuk keluarga kami.


a-little-happy-family (nyobain photoscape ^^)


Tuesday, 10 June 2014

Satu Tahun Rafsanjani

Rasanya baru kemarin, gugup karena gerakan rafsanjani di perut berkurang. Kemudian raf lahir, kecil-mungil, 2,7 kg. Tapi saya bahagia sekali, karena raf lahir sehat-sempurna.

Rasanya baru kemarin, desperate kalo mendekati waktu menyusui, perihnya karena perlekatan belum sempurna, ditambah hormon-hormon pasca melahirkan yang belum stabil. Pengennya nangis aja. ^^

Rasanya baru kemarin, dikantor ga sempet ngapa2in, yang kepikiran cuma pumping-pumping-dan pumping, khawatir stok ASIP ga cukup, deg2an raf ga cocok dengan siska (asisten kami), juga takut raf rewel ditinggal kerja.

Beberapa minggu lalu, saya beresin baju2,cawet (celana tali), serta popok2 raf yang sudah lama ketumpuk ga disentuh, mau disimpen untuk adek raf kelak :). Saya mikir, cepet banget waktu berjalan.

Hari ini satu tahun Rafsanjani. Giginya sudah 8, sudah bisa berdiri, berjalan sambil ditatah, jago manjat, banyak ngoceh, lincah-ekspresif, skor 10 untuk KPSPbayi 12 bulan.











Segala puji bagi Alloh yang menganugerahkan kami, sang pangeran kecil ini, juga atas penjagaanNYA pada Rafsanjani kala keterbatasan kami tak sanggup menyentuhnya. Syukur tak henti setiap melihat mata cokelatnya menari2 melihat saya, juga saat tangan kecilnya membelai tangan atau pipi saya. Allohuakbar.

Kadang merasa bersalah karena banyak waktu yang tidak kami habiskan bersama. Kadang juga kecewa karena tak jadi orang pertama yang mengetahui perkembangannya. Tapi, tangis-minta-digendong Rafsanjani ketika menyambut saya pulang, rengekannya saat saya hilang dari pandangan, atau genggaman eratnya saat bertemu dengan orang baru, menegaskan bahwa posisi saya begitu penting baginya.

Saya selalu memanggilnya 'anak hebat, anak kuat, anak sehat, anak soleh', beberapa dari sekian banyak doa saya untuk Rafsanjani. Saya percaya doa orang tua punya posisi khusus disisi Alloh.

Selamat ulang tahun sayang..
Semoga kelak menjadi anak soleh dan men-soleh-kan, serta selalu menjadi qurrata a'yun bagi ayah dan ibu. We love you.




Sunday, 1 June 2014

Belated birthday gift

Blogpost terakhir tentang ulang tahun saya yang bertepatan dengan yudisium kakak (baca : suami). Hectic-nya agak luar biasa karena banyak yang harus disiapin menjelang yudisium, ditambah lagi kami baru pindah kantor. Karena kesibukan itu, kado ultah saya ga jadi prioritas dulu. :).

Jangan pikir di tanggal 22 April akan ada kotak berpita diatas tempat tidur atau saya akan dikerjain dengan pura2 lupa tentang hari ulang tahun saya. Bukan kakak banget deh! :p

Kakak sudah menjanjikan kado untuk saya dari seminggu sebelum hari ulang tahun saya. Awalnya kami cari sama2, tapi karena ga nemu yang pas, akhirnya tertunda sampe selesai yudisium dan wisuda kakak. Ga ada surprise karena saya pilih sendiri dan beli sendiri. :)

Meskipun begitu, saya tetep seneng pake banget, dapet kado dari sang pujaan hati. <3

Semoga tahun2 depan kami dilimpahi semakin banyak rejeki, jadi saya bisa dapet kado yang lebih berat dari ini. ;)


makasih, kakak sayang..

Sunday, 27 April 2014

Ulang Tahun

Buat saya, April adalah bulan ulang tahun. Soalnya di bulan April, saya merayakan ulang tahun mama, bapak, dan saya sendiri :). Dari dulu, mama dan bapak ga pernah merayakan ultah kami secara besar2an, tapi juga ga pernah lupa untuk sekedar ngucapin dan atau tiup lilin.
 
dua kado dari yang tersayang bersama yang tersayang
Sejak menikah, ini ulang tahun kedua saya bareng kakak. Kakak pernah bilang bahwa dia ga terbiasa untuk merayakan ultah, jadi memang ga ada perayaan istimewa dari kakak untuk saya. Kakak cuma ngucapin selamat ulang tahun, cium pipi kiri-kanan. But, it's ok. Having him in my birthday is great.

Setiap tahun pasti berbeda.
Tahun ini saya punya Rafsanjani, kado terindah yang selalu saya syukuri. Raf ga ngerti kalo hari itu saya ulang tahun, jadi dia cuek aja. Yaiyalaaaah. ^^

Tahun ini, 22 April, bertepatan dengan yudisium kakak. Jadi, gelar Sarjana Ekonomi kakak adalah kado pertama kakak buat saya. Kado kedua masih ditunda sampe awal bulan depan :p.

Mama ngasih kado gamis brokat untuk saya pake di acara yudisium kakak, warna fushia, senada dengan kemeja kakak.

 
Dikantor, Subbagian Umum merayakan ultah saya dengan ngasih kue ultah, sehari setelahnya. Saya terharu dan bahagia, masih hitungan hari bergabung, tapi mbak2 dan kakak2 disini sudah merasa saya menjadi bagian dari mereka.

 
kue dari rekan2 kantor



Selain semua hadiah yang saya dapet, tentu saja rasa terima kasih tak putus saya panjatkan kepada Alloh SWT., yang tak pernah henti memberikan saya rejeki, yang tak pernah putus menghujani saya dengan rasa cinta, yang tetap mengabulkan doa-doa saya meski saya sering lalai dan lupa. Tiada yang terindah selain kesempatan untuk hidup sehat, beriman dan ber-Islam. Semuanya adalah karuniaNya yang begitu besar.


Bagi sebagian orang, ulang tahun adalah momen berkurangnya usia di muka bumi ini. Saya sadar betul soal ini. Tapi, ulang tahun juga menjadi momen bagi saya untuk bersyukur atas semua hal yang sudah saya miliki.Di 26 tahun usia saya, saya begitu bersyukur telah memiliki suami-anak-keluarga yang menyayangi saya, pekerjaan yang mapan, pendidikan yang tinggi, aset yang layak, dan juga lingkungan sekitar yang menyenangkan. Masih banyak yang harus dan ingin saya lakukan. Semoga Alloh memberikan kemudahan dan kelancaran bagi saya dalam mewujudkan semua mimpi dan cita. 

Dan saya selalu mengingatkan diri bahwa tujuan saya hidup adalah kebahagiaan untuk kehidupan setelah kematian, yang kekal dan abadi. Tentu saja bersama orang2 yang saya sayangi.

Tuesday, 22 April 2014

sambutan yudisium kakak



Akhirnya kakak selesai juga kuliahnya. Seneng banget, apalagi kalo inget gimana saya harus merelakan ditinggal sendirian setiap malam saat hamil, juga merelakan waktu yang harusnya dipake untuk sekedar ngobrol atau bercanda-ria. Selain itu, kakak juga harus mengurangi waktu istirahatnya demi kuliahnya ini. Banyak pengorbanan kami, dan lega banget setelah semuanya selesai. Alhamdulillah.

Beberapa waktu yang lalu, suami diminta oleh Dekan-nya untuk menyampaikan sambutan mewakili alumni pada saat acara yudisium. Kakak diminta menyampaikan sambutan karena IPK-nya mendapat predikat cum laude dan juga karena kakak terkenal suka 'ngomong' kalo di kelas. 

Sebagai manajer, kakak langsung minta saya buatin konsep sambutannya ;). Pada saat memberikan sambutan, peserta yudisium rame banget tepuk tangan dan ketawa2, semuanya antusias memperhatikan. Setelah selesai menyampaikan sambutan, kakak juga disalami oleh Rektor, Dekan, dan anggota senat Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti. I'm proud of him. :)

foto bersama peserta yudisium (kakak nomor 3 dari kiri paling atas)

Dan inilah konsep akhir sambutan kakak pada saat Yudisium Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti, 22 April 2014.

Assalamu’alaikum wr.wb.
Yth. Bapak-bapak Pembina, Pengawas dan Pengurus YPNT Palembang
Yth. Bapak Rektor Universitas Tridinanti Palembang
Yth. Bapak/ibu Pembantu Rektor Universitas Tridinanti Palembang
Yth. Direktur Pascasarjana MM-UTP/ Guru Besar Fakultas Ekonomi UTP
Yth. Asisten Direktur Pascasarjana MM-UTP/ Guru Besar Fakultas Ekonomi UTP
Yth. Bapak-Ibu Dosen dan seluruh civitas akademika Universitas Tridinanti Palembang
Yth. Bapak dan ibu orang tua/wali peserta yudisium yang sedang berbahagia Serta rekan-rekan alumni yang berbahagia

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang senantiasa mencurahkan rahmat dan karuniaNYA, sehingga hari ini kita bisa berkumpul bersama-sama dalam acara Yudisium Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti Palembang.

Saya mewakili rekan-rekan alumni, ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak-Ibu dosen dan seluruh pegawai di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Tridinanti, yang telah memberikan bimbingan, pelajaran, dukungan, dan juga bantuan-bantuan lain, berupa tenaga, waktu, dan mungkin juga materi, sehingga hari ini kami dapat menyelesaikan pendidikan kami dan dengan bangga menyandang gelar Sarjana Ekonomi.

Kami juga minta maaf, apabila dalam keseharian kami di kampus ini, pernah melakukan hal-hal yang kurang berkenan atau malah menjengkelkan bagi Bapak-Ibu sekalian. Misalnya, datang terlambat, tidak membuat tugas, atau malah sering tidak masuk kuliah. Semoga Bapak-Ibu dapat mengikhlaskan segala kesalahan yang kami perbuat, baik sengaja maupun tidak disengaja.

Selain itu, kami tentu menghaturkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada keluarga kami yang tak pernah henti mendukung kami menyelesaikan studi ini : pengertian atas waktu bercengkerama yang berkurang, uang yang tidak sedikit, dan nasihat serta kalimat-kalimat motivasi saat proposal skripsi ditolak oleh dosen penguji. Untuk semua dukungan itu, kami persembahkan gelar sarjana ini kepada keluarga kami tercinta.

Selanjutnya saya ingin flash back ke belakang, kenapa kami dulu memilih kuliah di Universitas Tridinanti. Alasan yang pertama tentu karena Universitas Tridinanti sudah banyak melahirkan sarajana-sarjana yang sudah bekerja di berbagai instansi seluruh indonesia. Alasan yang kedua yaitu karena nama tridinanti itu sendiri. Kalau kita bagi maka kata tridinanti itu terdiri dari kata tri dan dinanti artinya ada tiga yang dinanti. Penantian yang pertama adalah gelar sarjana, dan alhamdulillah gelar sarjana itu sudah kita dapatkan pagi hari ini. Penantian yang kedua adalah pekerjaan, dan alhamdulillah hampir semua dari kita sudah bekerja. Penantian yang ketiga dan penantian yang paling lama adalah jodoh. Khusus untuk saya, saya sudah mendapatkan jodoh ketika kuliah di Tridinanti ini.

Sebagai bentuk kecintaan kami kepada universitas tridinanti, ijinkan kami menyampaikan saran yang semoga dapat membawa perbaikan bagi kampus ini. Saran kami adalah adanya reformasi sistem administrasi yang teritegrasi dan computerized sehingga memudahkan kami melihat nilai atau pengumuman dan tidak harus kekampus. Namun kami yakin harapan itu akan segera tercapai karena semua sudah dimulai dengan adanya gedung baru disamping kita ini.

Demikianlah yang dapat saya sampaikan, namun sebelum mengakhiri sambutan ini izinkan saya menyampaikan pantun.

Jalan-jalan ke pulau Bangka
Jangan lupa membeli lada
Sekarang kita sudah Sarajana
Jangan lupa bahagiakan orangtua

4 tahun jadi mahasiswa
Banyak uang dihabiskan buat biaya
Senang rasanya jadi Sarjana
Bisa melamar kerja juga melamar si dia

Kalau ada sumur di ladang,
boleh kita menumpang mandi,
kalau sukses di masa mendatang,
jangan lupa bertandang ke Tridinanti

pantun terakhir sebagai pantun pamungkas sekaligus mengakhiri sambutan kami

kalau pedang melukai tubuh
masih ada harapan untuk sembuh
kalau lidah melukai hati
kemana obat hendak dicari

untuk itu jika ada perkataan kami yang kurang berkenan, kami mohon maaf yang setulus tulusnya

Assalamu’alaikum wr.wb.